Sejarah Daerah Sinjai, Sulawesi Selatan, Indonesia

Unknown
4
Hay sobat,,,, kali ini saya akan sahare tentang Sejarah Sinjai Lo...!!! sinjai adalah daerah asal saya dan saya lahir serta dibesarkan di daerah ini sehingga tak bisa dipungkiri Sinjai menjadi salah satu tempat terbaik dalam hidupku...!!! Lebay sikka..!!!jiahahahah..!!! Sinjai sebagai salah satu  Daerah Kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan adalah bagian dari wilayah Negara Republik Indonesia. jadi Kita semua mengetahui bahwa suatu daerah tidak langsung hadir begitu saja, tetapi setiap daerah mempunyai peroses sejarah sendiri-sendiri. Itulah yang menyebabkan sehingga daerah- daerah di Indonesia masing-masing mempunyai tahun kelahiran tersendiri. Untuk itu,  Sinjai sebagai salah satu daerah kabupaten tingkat II yang merupakan bagian dari wilayah negara Republik Indonesia juga menetapkan hari jadinya berdasarkan hasil seminar penelusuran hari jadi Sinjai pada 2 - 3 September 1994  maka ditetapkan hari jadi Sinjai dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 1996 seri D tentang Penetapan Hari Jadi Sinjai setiap  27 Februari. Adapun tahun yang dijadikan tonggak sejarah kelahiran Sinjai di dasarkan pada tahun diadakannya Perjanjian Topekkong (Lamung Patue)  sekitar 1564 (abad ke-16).  Dari berbagai asumsi tentang Sinjai yang telah disampaikan oleh para ahli sejarah dan budayawan di dalam seminar penelusuran hari jadi Sinjai yang dijadikan sumber informasi sehingga Sinjai Dari Masa Kemasa dapat ditulis secara global agar generasi dan masyarakat Sinjai dapat mengenal asal usulnya. Atas dasar itulah dapat diharapakan solidaritas dan kekompakan dapat dibangun dan berkiprah secara bersama untuk melihat Sinjai kedepan. Dengan adanya pemahaman bersama, bahwa masyarakat Sinjai yang sekarang ini bersumber dari satu maka diharapkan tidak terjadi lagi ada orang Sinjai yang tidak mengetahui asal usulnya. Karena merupakan suatu kejanggalan jika  seseorang mengaku putera dari suatu daerah, tetapi sama sekali tidak mengetahui asal usul dan kondisi daerah asalanya. Dengan demikian, dianggap perlu membeberkan informasi ini kepada generasi masyarakat Sinjai tentang sejarah keberadaan daerahnya. Dalam konteks Sinjai Dari Masa Kemasa dapat dipahami bahwa penulisan sejarah Sinjai haruslah disajikan mulai dari awal mula adanya manusia yang menjadi penghuni wilayah Sinjai  melalui fase sejarah panjang dari masa kemasa sehingga dapat terbentuk suatu pemerintahan yang pengelolaannya disesuaikan dengan perkembangan masa. Jadi Sinjai Dari Masa Kemasa tidak lain hanya memberikan informasi global sejarah panjang tentang Sinjai agar generasi kita dapat mengetahui dan kemungkinannya dapat lebih mendalami dan menelusuri kembali tapak-tapak sejarah masa lalu hingga kini, utamanya yang perlu ditelusuri dan dihayati adalah nilai kesejarahan yang terjadi pada masa tertentu sebagai  acuan analisis untuk merangkai masa depan Sinjai. Kabupaten Sinjai mempunyai nilai historis tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten yang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe. Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka.
Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’ Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan. Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’E namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi di antara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai pada masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya.
Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya "PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO" artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai pada masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859 – 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jatuh ke tangan belanda. Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di suilawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolah dengan tegas.
Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959. Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II Sinjai yang Pertama. Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 7 (tujuh) orang putra terbaik yakni dan saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudiyanto Asapa, SH, MH. Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah...!!! Amin ya rabbal alamin...!!!

Posting Komentar

4 Komentar

Berkomentarlah Secara Bijak dan Sopan, No Sara No Spam, Tidak Di Izinkan Untuk Komentar Iklan, Jadilah Netter yang Baik

  1. wahhd ari mana dapat ini sobat..salam kenal yah dari kampung tetangga...JENEPONTO....oww iya mau tidak bergabung dengan q sobat

    BalasHapus
  2. salam kenal dari Mataram Lombok.. :))

    BalasHapus
  3. Wah mantap sob,,,salam kenal dari Bogor ya,,,

    BalasHapus
  4. salam kenal dari sinjai Kec. Bulupoddo

    BalasHapus
Posting Komentar
3/related/default