Untuk itu mari kita rayakan hari ini sebagai hari untuk untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai NKRI.
Di tahun ini jelas terlalu banyak kasus yang terjadi bahkan di akhir-akhir ini kita rasakan sering munculnya berbagai persoalan, yang pada awalnya hanya merupakan masalah yang sangat sederhana, tapi kemudian berkembang menjadi permasalahan yang besar karena dipengaruhi oleh kepentingan politik, yang dampaknya menimbulkan perpecahan antar kelompok masyarakat.

Salam Kebangkitan Nasional Indonesia
Negara yang berpenduduk lebih dari kurang lebih 235 juta, dengan berbagai keaneka ragaman, suku adat dan istiadat tentu sesungguhnya sangat berpotensi menimbulkan perpecahan apabila tidak diimbangi dengan pemahaman dan kesadaran penuh tentang konsep keanekaragaman.Dari Keaneka ragaman inilah sebenarnya merupakan suatu aset bagi Indonesia, karena ia merupakan suatu keindahan dan sekaligus juga menjadi suatu kekuatan. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk dapat menjaga dan melestarikannya dari pengaruh buruk yang datang dari masuknya budaya asing ke dalam masyarakat.
Sebagai Negara Demokrasi pengetahuan tentang keaneka ragaman latar belakang dan budaya bangsa perlu untuk diketahui, dipelajari dan dipahami khususnya oleh generasi muda. Upaya – upaya cerdas perlu dilakukan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang berkeadaban, mampu bersikap damai di tengah perbedaan, menebarkan benih cinta kasih kepada sesama, serta mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kita semua menyadari bahwa untuk membangun bangsa yang kuat diperlukan keteguhan dalam menjaga nilai – nilai budaya yang dapat mempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda di tahun 1928 hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya bangsanya sebagai bagian dari kehidupannya.
maka dari itu saya akan sedikit mengulas kembli sejarah dari Hari Kebangkitan nasional ini dimana Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. da nTokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
- Sutomo
- Ir. Soekarno
- Dr. Tjipto Mangunkusumo
- Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
- dr. Douwes Dekker
- dan Lain-Lain
dengan sejarah awal mula dari Kebangkitan Nasional ini Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. namun banyak versi dan pandagan yang berbeda mengenai Hari Kebangkitan Nasional ini dan banyak menimbulkan pertanya dengan melihat beberapa
Beberapa waktu lalu, secara tidak sengaja saya menemukan artikel terkait tentang Hari Kebangkitan Nasional di web eramuslim. Ide utama dari artikel tersebut adalah gugatan Rizki Ridyasmara, si penulis tentang keabsahan tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang tak lain adalah hari lahir organisasi Budi Utomo.
Ini memang pertanyaan menarik, dan layak dikaji dan dibedah lanjut bagi yang “ahli”. Cuma, menurut saya, yang terpenting bukanlah mengubah tanggal kebangkitan nasional atau mengubah apa yang ingin diperingati. Mari tanya ke pribadi masing – masing ,apakah tanggal 20 Mei sebagai Harkitnas juga masih penting? Masih membuat kita bergelora? Saya rasa tidak 100% tepat.
maka dari itu banyak yang akan memperingati hari Kebangkitan nasional ini agar penghormatan terhadap nilai – nilai demokrasi diatas dasar Pancasila dan UUD 1945 betul-betul dijadikan sebagai pijakan berfikir dan bertindak, baik oleh para pemimpin bangsa, pemimpin politik, maupun oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
yang terpenting adalah memperjelas semua peristiwa sejarah. Melepasnya dari interest-interest, apapun itu. Jika sudah demikian, mau diperingati sebagai apa terserah kita . Kalau kita punya pikiran mengubah hari apa menjadi hari itu, atau mengubah secara hakiki, misalnya Hari Kebangkitan Nasional, jadi tanggal selain 20 Mei, kita akan mengubah banyak hal lain dan hanya menambah “pekerjaan rumah” bagi negeri ini
Jika alasan Harkitnas yang jatuh 20 Mei itu bias Jawa (karena memeringati BO), hal yang sama juga harus kita lakukan untuk memperingati Kartini.
Tanya orang Sunda, apa yang mengesankan dari selir Jepara ini? Apakah karena dia menulis surat ke keluarga Belanda, ia bisa dianggap membebaskan perempuan? Kalau mereka boleh memilih, tentu mereka lebih suka dengan Hari Dewi Sartika atau Hari Nyi Ageng Serang, atau bahkan Hari Dayang Sumbi.
Dan pasti Anda akan mendapatkan jawaban yang beragam jika Anda tanya ke orang Aceh, orang Minang, orang Madura, dan seterusnya.
Tanya orang Sunda, apa yang mengesankan dari selir Jepara ini? Apakah karena dia menulis surat ke keluarga Belanda, ia bisa dianggap membebaskan perempuan? Kalau mereka boleh memilih, tentu mereka lebih suka dengan Hari Dewi Sartika atau Hari Nyi Ageng Serang, atau bahkan Hari Dayang Sumbi.
Dan pasti Anda akan mendapatkan jawaban yang beragam jika Anda tanya ke orang Aceh, orang Minang, orang Madura, dan seterusnya.
Ada pula Kebangkitan Nasional adalah sebuah proses dan tonggaknya tak bisa disederhanakan dengan menetapkan tanggal tertentu dari sebuah momen tertentu, dari perkumpulan tertentu. Saya pun merasa ‘lucu‘ ketika kelahiran BO dimaknai demikian luar biasa seperti yang tersaji di media belakangan ini.
Tetapi bangsa, kata Ben Andersson, salah satunya merupakan hasil penyulingan artefak budaya masa lalu untuk kepentingan masa kini. Bangsa membutuhkan tonggak itu. Maka, ditetapkanlah 20 Mei itu yang dianggap tonggak kebangkitan nasional.
Tetapi bangsa, kata Ben Andersson, salah satunya merupakan hasil penyulingan artefak budaya masa lalu untuk kepentingan masa kini. Bangsa membutuhkan tonggak itu. Maka, ditetapkanlah 20 Mei itu yang dianggap tonggak kebangkitan nasional.
Banyak pendapat mengatakan tak penting mengganti atau merevisi tanggal Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan legitimasi sejarah yang lain. BO tidak lebih membanggakan dibanding SI, Indische Partij dan Perhimpunan Indonesia.
Tapi, Dr. Soetomo, ketua BO pertama, yang saat ini dikonstruksikan bak “Pahlawan Nasional” itu, bagi saya pun belum bisa dianggap mempunyai peran lebih besar dari Tiga Serangkai (Ki Hajar Dewantara, Setya Budi, Dr. Tjipto), HOS Tjokroaminoto, Marco Kartodikromo, atau Tirto Adhi Soerjo.
Tapi, Dr. Soetomo, ketua BO pertama, yang saat ini dikonstruksikan bak “Pahlawan Nasional” itu, bagi saya pun belum bisa dianggap mempunyai peran lebih besar dari Tiga Serangkai (Ki Hajar Dewantara, Setya Budi, Dr. Tjipto), HOS Tjokroaminoto, Marco Kartodikromo, atau Tirto Adhi Soerjo.
Hanya saja, ketika seabad lewat kebangkitan nasional dirayakan dengan megah, tapi sebagian besar orang sudah tidak lagi merasa tergugah. Pastinya ada masalah dengan konstruksi tentang bangsa, setidak-tidaknya tentang kebutuhan bangsa tentang bagaimana memaknai dan mengisi kemerdekaan.
Hari Ini kebanyakan kita akn memperingatinya dan adapun perbedaan dan gesekan-gesekan dari hari ini mungkin itu adalah pendapaat dan argument setiap orang pasti berbeda-beda, jadi jika ada salah mohon dimaafkan.
Arti penting dari sebuah hari kebangkitan nasional adalah motivasi bagi pemuda Indonesia untuk memajukan Negara Indonesia tercinta ini menjadi salah satu Negara maju di dunia dan di pandang terhormat oleh Negara Negara lain dan ini Berikut ada sedikit kata kata motivasi yang mungkin dapat memotivasi pemuda Indonesia untuk bangkit dan memajukan bangsa ini :
“Jangan Tanyakan Apa Yang Bangsa Ini Bisa Berikan Kepada Anda Tapi Coba Tanyakan Apa Yang Anda Dapat Berikan Kepada Bangsa Ini”
”TART WITH YOURSELF“ (mulailah dari dirimu sendiri)
“START FROM SMALL THING“ (mulailah dari hal yang kecil)
“START NOW“ (mulailah dari sekarang)
"Yang terpenting dalam kehidupan bukanlah bagimana kita bisa menaklukkan, tapi bagimana kita bisa berjuang dalam setiap lini kehidupan."
Bagaimana pendapat anda bila ada yang ingin disampaikan silahkan berkomentar di kotak bawah, salam pemuda dari Sinjai yang selalu Happy To Share.
waduh, saya kurang begitu memperhatikan sejarah indonesia.. warga negara yang gak baik yah bro.. apa kabar bang bro?
BalasHapuswaduh, ane benar-benar lupa tuh :D
BalasHapusak lupa malah gk inget hahah komen back y
BalasHapuskAMU masih inget saya arhy ?
BalasHapusHmm....... 3M, Sangat baik dibaca oleh generasi muda.....
BalasHapussalam kebangkitan mas...merdeka
BalasHapuswahhh theme-nya sama dengan saya mas...hehe